PASTIKAN ANDA TERGABUNG DALAM YOGA RUTIN YANG DISELENGGARAKAN OLEH UKM YOGA SETIAP HARI MINGGU DI KAMPUS STAHN GPM JAM 07.00 SUDAH MULAI.

Kamis, 25 September 2014

KISAH MAHAYOGI MARKANDEYA


            Mahayogi Markandeya adalah seorang Mahayogi yang berasal dari India. Beliau datang ke bumi Nusantara pada abad ke-2 dan bermukim di daerah pegunungan gunung Rawung di Jawa Timur. Mahayogi Markandeya dikenal sebagai seorang Mahayogi yang memiliki banyak pengikut di Jawa Timur. Sekitar tahun 158 Masehi, Mahayogi Markendeya melakukan Tapa Yoga di Gunung Rawung. Tak berselang lama dalam pertapaannya beliau mendapatkan wahyu berupa suara gaib dan sinar terang berderang yang terlihat di arah Timur.
            Terlihatlah sederetan gunung-gunung dari barat ke timur yang berjejer berwarna hijau nan subur. Suara gaib itu mengarahkan agar sang Yogi datang bersama pengikutnya ke pulau yang disebut panjang (Dawa) karena berderet gunung-gunung yang memanjang dari barat ke timur, untuk membuka lahan baru. Mahayogi Markandeya dengan segera mengumumkan kepada para pengikutnya, maka sejumlah kurang lebih 800 orang bersedia untuk hijrah ke Pulau Dawa atas saran Mahayogi untuk membuka lahan baru. Setelah perlengkapan dan perbekalan dirasakan telah siap maka berangkatlah rombongan Mahayogi Markandeya menuju pulau Dawa, rombongan ini mengalami banyak musibah, binatang-binatang buas macan, ular dan binatang buas lainnya banyak yang menerkam pengikut-pengikut Mahayogi Markandeya saat merabas hutan. Selain itu banyak pula pengikut-pengikut Mahayogi yang terserang wabah penyakit hingga banyak yang jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia.
            Melihat kenyataan ini, Mahayogi sangat sedih dan kecewa, pasti ada sesuatu yang kurang beres dalam misi ini. Akhirnya Mahayogi memutuskan untuk kembali ke Gunung Rawung bersama pengikut-pengikutnya yang masih tersisa. Sesampainya di Gunung Rawung Jawa Timur, Mahayogi Markandeya bertapa kembali untuk memohon petunjuk kepada hyang kuasa. Setelah selesai bertapa beliau kembali memberitahukan kepada pengikut-pengikutnya tentang rencana untuk kembali ke pulau Dawa. Kali ini beliau mengikutsertakan para Yogi lainnya. Untuk keberangkatan yang kedua kalinya, telah terkumpul orang-orang yang sebagian besar dari desa Aga yang berjumlah kurang lebih 400 orang lengkap dengan alat pertanian termasuk sejumlah bibit sarwapala yang dibawa untuk pembukaan lahan baru. Setibanya di pulau Dawa dan sebelum merabas hutan, diadakan upacara yang dipimpin oleh Mahayogi Markandeya beserta para Panditha, Rsi dan para Yogi lainnya. Upacara ini memohon kepada Tuhan dan Ibu Pertiwi agar diperkenankan untuk mengolah lahan yang akan dijadikan pertanian. Tak lupa pula dimohonkan agar wabah penyakit dan binatang-binatang buas tidak menjadi kendala untuk misi ini.
            Setelah upacara yang dilakukan oleh Markandeya bersama orang-orang Desa Aga selesai, maka dilanjutkan dengan prosesi penanaman sarana yang disebut Pancadatu (liam jens logam, yaitu: perak, tembaga, emas, besi, dan timah, disertai pula permata mirah). Sebagai simbol kelima unsur elemen agar pengolahan lahan baru ini berjalan lancar. Mahayogi Markandeya memberi nama “Basuki” pada penanaman Pancadatu tersebut, karena Basuki memiliki arti Rahayu atau selamat. Akhirnya saat ini nama Basuki itu dikenal dengan nama Desa Besakih di lereng Gunung Agung. Disaat Mahayogi membagi-bagikan sawah dan ladang kepada para pengikutnya, maka tempat tersebut diberi nama “Desa Puwakan” (puwakan=pembagian).
            Di tempat dimana Mahayogi beryoga disebut Desa Payogan, Campuan, Ubud. Selanjutnya di Desa Taro (Taro = Taru, Taru = Kayu, Kayu berarti Kayun, Kayun = keinginan, dalam hal ini berarti memiliki keinginan suci dan berpikiran suci) yang artinya sang Yogi mengajarkan ajaran dan pikiran suci. Selanjutnya orang desa Aga disebut Bali Aga yang berarti orang-orang dari desa Aga yang melakukan wali = kurban suci. Semenjak itu pulau Dawa dikenal dengan nama pulau Wali/Bali.
            Mahayogi Markandeya pun mengajarkan sistem bertani yang dikenal dengan sistem “subak” dan mengajarkan sistem bermasyarakat yaitu adat Banjar, Pekasehan, dan tugas serta kewajiban masing-masing. di tempat dimana beliau mengajarkan agama, akhirnya dikenal dengan sebutan “Desa Payangan” (Payangan berasal dari kata Parahyangan yang berarti para dewata). Di kemudian hari, dimana tempat tinggal beliau, didirikan pura Taro, di desa Besakih juga didirikan Pura Besakih.
            Demikian kisah Mahayogi Markandeya di tahun 158 Masehi yang membawa para pengkutnya dari Gunung Rawung dan desa Aga, Jawa Timur ke pulau Dawa untuk membuka lahan baru hingga pulau ini dikenal dengan nama pulau Bali yang terkenal dengan pura Besakihnya dimana beliau menanamkan pancadatu untuk memulai merabas hutan yang nantinya menjadi lahan pertanian dan perladangan untuk mengisi kehidupan pada pulau ini. Karena pulau ini telah lama kosong semenjak penduduk asli Bali yang hidup di zaman raja Bali yang pernah bertemu dengan Mahayogi cebol yang bernama Wamana, yang mana atas permintaan sang Wamana meminta 3 langkah kaki sebagai wilayahnya, akhirnya raja Bali beserta rakyatnya harus menuju ke alam bawah yang disebut patala. Pada zaman Ramayana, Sugriwa pernah mengirim pasukannya untuk mencari Dewi Sitha hingga ke pulau “Narikel” yang artinya kepulauan yang banyak ditumbuhi pohon kelapa (Sunda Kelapa = Sumatra, Jawa, Madura, dan Bali). Yang ditemukan hanyalah saksi-saksi bisu di masa raja Bali.
            Namun berkat kedatangan Mahayogi Markandeya beserta pengikutnya, maka pulau ini hidup kembali dan dikenal dengan nama pulau Bali.
Sumber: Majalah Yoga for Health a voice of Bali edisi 11- Desember 2008

Posted By:

Rudiarta

Rabu, 24 September 2014

DAFTAR ALUMNI UKM YOGA STAHN GDE PUDJA MATARAM


No
Nama
Alamat
No. Hp
1
Ketut Edi Ariawan, S.Ag., M.Pd.H
Mataram
081917304829
2
I Wayan Wyasa, S.Pd.H
Bali
081803606669
3
I Wayan Sugiana, S.Pd.H
Gunung Sari
081936790701
4
I Wayan Jati, S.Sos.H
Sindu, Lombok
081803668335
5
I Nengah Putra Kariana, S.Pd.H
Suranadi, Lobar
081999454234
6
I Putu Agung Sanjaya, S.Pd.H
Mataram
081907677771
7
I Gede Suardana, S.Sos.H
Mataram
081998998884
8
I Wayan Sulandep, S.Pd.H
Sulawesi Selatan
085205407167

PENGARUH SURYA NAMASKARA TERHADAP SISTEM KERJA TUBUH

Tubuh manusia tersusun dari beberapa organ-organ yang sangat kompleks dengan kerja dan fungsinya masing-masing. Semua organ-organ ini saling mendukung dalam kelangsungannya menjaga kesehatan jasmani maupun rohani manusia. Bilamana kerja dan fungsi setiap organ tubuh tersebut tidak seimbang atau tidak mendukung satu dengan yang lainnya maka penyakit pun tidak dapat dihindari. Sistem kerja tubuh yang sangat dominan berpengaruh pada kesehatan ialah sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem urine, sistem syaraf, sistem kelenjar, dan juga sistem kulit.
Pada sistem pernafasan, tubuh tidak dapat terlepas dari asupan Oksigen karena dengan Oksigen ini pembakaran dalam tubuh dapat terlaksana dan sempurna. Pada sistem pernafasan ini yang berperan penting adalah paru-paru. Paru-paru merupakan tempat keluar masuknya, tempat penampungan serta pengolahan udara yang dihirup.
Paru-paru kita terdiri dari ruang-ruang atau bagian-bagian. Pada pernafasan normal orang jarang menggunakan semua bagian paru-paru, yang digunakan bagian bawah saja, dan bagian atas jarang digunakan. Sehingga penuh timbunan udara yang tak terpakai, seperti karbon dioxide dan gas-gas mengandung racun. Tumbunan ini secara berlawanan mempengaruhi sistem pernafasan dan system tubuh lainnya. Dalam gerakan Surya namaskara, prose pernafasan ritmis mendalam yang disesuaikan dengan setiap gerakan akan mengosongkan paru-paru dari unsure udara yang tak diinginkan dan mengganti dengan udara baru yang lebih bersih, segar dan penuh oksigen.  Ini terutama terjadi dalam gerakan  hasta utthanasana  yang membuka rongga dada dan Padahastasana, dengan menghembuskan nafas perlahan-lahan keluar lewat mulut terbuka merupakan pernafasan pembersihan amat kuat. Semua kantung paru-paru dikembangkan, kemudian dirangsang dan dibersihkan. Kandungan oksigen darah otomatis meningkat yang memberikan vitalitas dan oksigen yang cukup pada sel-sel dan jaringan badan dan otak. Kelesuan akan cepat diatasi, penyakit pernafasan seperti penumpukan lendir , TBC dan lainnya cepat dihilangkan (http://yogahealingbali.wordpress.com/indonesien-site/mengapa-surya-namaskara-bisa-menyembuhkan-penyakit/
).
Racun- racun yang terdapat dalam tubuh tersebut akan dikeluarkan baik itu melalui kulit, anus, maupun melalui alat kelamin manusia. Bila dikeluarkan melalui kulit maka sitem kulit harus benar-benar bagus sesuai dengan fungsinya. Apabila sistem kulit tidak baik maka timbunan kotoran-kotoran tersebut akan bereaksi dan meracuni kulit itu sendiri dengan munculnya berbagai penyakit kulit diantaranya jerawat, bisul, gatal-gatal, bahkan memunculkan bau tidak sedap. Untuk menjaga sistem kulit agar tetap bekerja sesuai dengan fungsinya maka diperlukan latihan rutin untuk membersihkan jaringan kulit. Dengan latihan Surya Namaskara maka kesehatan kulit akan terjamin karena ketika melakukan yoga Surya Namaskara, kulit akan menyerap ultraviolet yang mampu mengaktifkan Vitamin D sehingga mampu memperbaiki, melenturkan dan menjaga fungsi jaringan kulit.
Begitu pula bila racun-racun dalam tubuh dikeluarkan melalui anus maka sistemnya juga harus baik. Pengeluaran racun-racun melalui anus berhubungan erat dengan sistem pencernaan karena sebelum racun-racun atau kotoran tersebut dikeluarkan pasti awalnya melalui proses pencernaan. Pencernaan yang baik dapat tercipta melalui latihan Surya Namaskara karena dengan latihan ini dapat meningkatkan api pencernaan dalam tubuh sehingga memudahkan perut untuk mengolah makanan-makanan yang masuk ke dalam tubuh. Pada sistem pencernaan, makanan-makanan yang masuk ke dalam tubuh akan dicerna sehingga sari-sari dapat terserap dalam tubuh dan ampasnya yang berupa kotoran akan dikeluarkan dari tubuh. Penyerapan sari-sari makanan keseluruh tubuh tidak terlepas dari fungsi darah karena darah akan mengedarkan sari-sari makanan tersebut ke semua organ tubuh, dengan demikian sistem peredaran darah juga harus bagus. Latihan Surya Namaskara dengan tepat dan rutin akan memperbaiki sistem peredaran darah karena latihan Surya Namaskara mampu meningkatkan kerja dan fungsi hati. Apabila hati berfungsi secara normal maka peredaran darah juga akan baik dan juga hal ini akan memberikan nutrisi pada sel-sel tubuh serta mengurangi resiko serangan jantung yang bisa berakibat fatal bagi kehidupan manusia.
Pengeluaran racun-racun atau kotoran melalui alat kelamin tidak kalah pentingnya dengan pengeluaran melalui kulit dan anus karena pengeluaran racun  yang baik melalui alat kelamin akan mencerminkan sistem urine yang baik juga dan mencerminkan ginjal berfungsi dengan optimal.
Ginjal memiliki fungsi amat penting dalam mengatur air dan garam pada tubuh kita, ia juga menekan kotoran dari darah dan mengeluarkannya melalui air kencing lewat kantung kemih. Ganguan pada ginjal dapat mengakibatkan ketidak seimbangan garam dan meningkatkan kandungan nitrogen dalam darah yang menyebabkan penyakit. Jika ginjal dalam keadaan tidak lancer atau kerusakan ginjal ringan, aka nada kecendrungan membentuk batu atau terjadinya infeksi yang ditandai dengan warna air kencing, agak gelap, baunya keras, sering kencing dan rasa sakit pada ginjal. Pada gerakan Surya Namaskara yaitu gerakan Bhujangasana, Astanga namaskara, dan asva sancalasana, akan mencegah segala akibat buruk yang berhubungan dengan ginjal (http://yogahealingbali.wordpress.com/indonesien-site/mengapa-surya-namaskara-bisa-menyembuhkan-penyakit/).

Selain pengaruh-pengaruh diatas, Surya Namaskara juga mampu memperbaiki sistem syaraf dan sistem kelenjar endokrin. Surya Namaskara memeperbaiki sistem syaraf karena latihan ini meregangkang tulang belakang pada batas maksimumnya. Sedangkan pada sistem kelanjar endokrin, Surya Namaskara memberikan rangsangan dan perlahan mengaktifkan cakra-cakra yang terdapat pada tubuh sehingga Surya Namaskara menjaga fungsi kelenjar endokrin seperti  Kelenjar Pituitari berkaitan dengan Sahasrara Cakra, Kelenjar Pineal berkaitan dengan Ajna Cakra, Kelenjar Thyroid /Parathyroid berkaitan dengan Wishudi Cakra, Kelenjar Thimus berkaitan dengan Anahata Cakra, Kelenjar Adrenalin berkaitan dengan Manipura Cakra, serta Pankreas dan Organ Reproduksi berkaitan dengan Svadisthana Cakra. Surya Namaskara merupakan metode therapi yang sangat ampuh untuk menyembuhkan bermacam-macam penyakit. Maka dari itu, latihan Surya Namaskar yang rutin, konsisten, serta tepat dan benar sangat dianjurkan karena dapat menunjang kesehatan jasmani dan rohani.

Senin, 01 September 2014

JENIS-JENIS YOGA

Kawan, Sambutlah salam sapa dari beta. Pada kesempatan ini, beta ingin berbagi informasi tentang jenis Yoga yang ada. “Mengapa?” Mungkin ada pertanyaan seperi itu yang muncul, ini agar kita semua tidak hanya memandang Yoga yang ada hanya seperti yang kita praktekkan di kampus. Nanti agar kita bisalah menjawab ketika ditanya orang mengapa Yoga di suatu tempat berbeda dengan Yoga yang biasa dlakukan di STAHN. Inilah senjatanya, langsung saja ya!
Yoga adalah praktik holistik meskipun untuk beberapa hal itu lebih merupakan latihan rohani dan untuk orang lain itu adalah alat kebugaran. Ada berbagai jenis yoga dan gaya untuk memenuhi setiap kebutuhan. Sebagian orang memilih untuk berpartisipasi dalam kelas-kelas kelompok dan orang lain mengambil praktek swasta, baik sendiri atau dengan guru.
Hatha Yoga adalah istilah umum untuk yoga. Hatha Yoga mengacu pada yoga yang bertujuan untuk orang bebas dari lawan bersaing kehidupan. Para Hatha kata berarti ‘Ha’ untuk matahari dan ‘Tha’ untuk bulan. Gaya menggunakan pernapasan dalam melalui lubang hidung dengan tubuh mengikuti aliran energi. Ini adalah gaya yang baik untuk pemula karena gerakan yang mengalir lambat dengan posisi dasar. Hatha bertujuan untuk membersihkan memupuk dan memelihara tubuh fisik. Praktek Hatha membantu untuk mengintegrasikan tubuh, pikiran dan jiwa. Untuk lebih Dinamis Hatha maju adalah bentuk yang lebih sulit. Ada banyak jenis Hatha Yoga, seperti Yoga Ananda yang menggunakan postur dan nafas untuk membangkitkan energi dalam.
Bikram Yoga umumnya disebut sebagai yoga panas. Ini dipraktekkan di ruang derajat 37. Ini adalah pemikiran ini membantu untuk mengendurkan otot-otot dan mendorong keringat, yang adalah pembersihan. Bikram Yoga menghangatkan tubuh dan peregangan otot. Praktek adalah satu set 26, tergantung pada kelas dan tingkat keterampilan ini mungkin atau mungkin tidak semua digunakan. Hal ini lebih fisik daripada kontemplatif dan sering batu loncatan untuk gaya lain dari yoga.
Bhakti Yoga adalah yoga yang lebih kontemplatif. Ini adalah yoga pengabdian kepada kekuatan yang lebih tinggi dan mengajarkan kasih dari semua makhluk. Ini adalah praktek iman multi dan fokus dapat pada setiap pribadi ilahi yang satu memilih. Daripada satu set postur yoga latihan pernapasan Bhakti terdiri dari meditasi, menyanyi, menari, bernyanyi dan berdoa, tetapi juga dapat diperluas untuk menonton film atau membaca buku agama rohani.
Ashtanga Yoga adalah berasal dari ajaran Sri Krishnamacharya dan Sri Pattabhi Jois. Ini berfokus pada dua jenis bernapas seperti bernapas adalah tindakan yang paling penting dari kehidupan. Ashtanga lebih cepat mondar-mandir dengan aktif, saat cepat. Hal ini dianggap lebih menuntut fisik. Serangkaian postur yang berulang secara berurutan. Seringkali peserta mengingat postur dan guru menyesuaikan gerakan dan postur. Ini memperkuat tubuh dan meningkatkan stamina.
Kundalini Yoga adalah yang paling komprehensif yang menggabungkan meditasi, mantra, latihan fisik dan pernapasan. Hal ini lebih difokuskan pada latihan spiritual daripada mencapai postur sempurna. Ia menggunakan gerakan cepat, pernapasan dan nyanyian untuk mengungkapkan kasih yang ilahi. Gerakan cepat yang spesifik dihitung untuk mantra, nyanyian pernapasan, atau meditasi. Hal ini diduga menyambungkan hatimu dengan pikiran sadar Anda. Ada set tertentu dari gerakan dan tindakan yang cocok untuk membersihkan setiap area tubuh.

Iyengar Yoga yang paling peduli dengan postur tubuh yang benar dan posisi tubuh. Hal ini penting untuk menahan postur untuk jangka waktu. Alignment adalah kunci. Ada sering menggunakan alat bantu, seperti tikar, bola, selimut, dan langkah-langkah, untuk membantu dengan postur tubuh. http://reviewpla.net/3662/jenis-jenis-yoga
 Posted by: K0’

Yang Paling Sering dikunjungi